IPS

√11+ Senjata Tradisional Yogyakarta dan Penjelasannya!

Senjata Tradisional Yogyakarta – Beberapa waktu yang lalu kita seringkali membahas beberapa senjata tradisional yang ada di Indonesia. Diantaranya adalah senjata tradisional Bali, senjata tradisional Jawa Barat, senjata tradisional Minangkabau.

Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas senjata tradisional Yogyakarta. Yogyakarta memang terkenal menjadi salah satu daerah yang masih mempertahankan kebudayaan dan tradisi.

Memang setiap daerah di Indonesia ini dapat dipastikan bahwa memiliki senjata masing-masing khas daerahnya untuk menghadapi lingkungannya.

Senjata tradisional tersebut digunakan untuk mempertahankan diri, berburu maupun untuk menyerang lawan.

Jika diingat lagi, sudah berabad-abad nenek moyang kita mengenal berbagai jenis senjata untuk menghadapi lingkungannya, agar dapat bertahan hidup.

Aktivitas nenek moyang kita dalam menggunakan berbagai jenis senjata dapat diketahui melalui tulisan sejarah, relief candi, cerita babad, tulisan sejarah perjuangan rakyat melawan penjajah dan sebagainya.

Senjata tradisional memiliki peran penting dalam kehidupan maupun dalam perjuangan bangsa Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta yang terkenal dalam menjaga adat istiadatnya.

Untuk itu, yuk cari apa saja macam macam senjata tradisional Yogyakarta! Tapi sebelumnya, kita perlu tahu dulu apa sih pengertian senjata tradisional? Silahkan simak penjelasannya!

Pengertian Senjata Tradisional

Senjata adalah alat yang digunakan untuk membunuh, melukai atau menghancurkan ssesuatu baik benda maupun makhluk hidup.

Fungsi senjata adalah digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri atau bisa juga untuk mengancam lawan, menyerang dan melindungi diri dari musuh.

Sedangkan istilah tradisional berasal dari kata tradisi dan memiliki arti sebagai perilaku atau kebiasaan yang didasarkan pada aturan atau norma tertentu.

Norma tersebut dapat berupa norma tertulis atau norma tidak tertulis yang akan diwariskan pada generasi berikutnya secara turun menurun.

Berdasarkan pengertian senjata dan pengertian tradisional tersebut, dapat disimpulkan bahwa senjata tradisional adalah produk budaya yang lekat dengan masyarakat dan digunakan untuk berlindung dari serangan musuh.

Fungsi senjata tradisional lainnya yaitu dapat digunakan sebagai alat untuk berladang dan berburu. Namun senjata tradisional saat ini sudah menjadi identitas suatu bangsa yang ikut memperkaya kebudayaan nusantara.

Sehingga sangat penting sekali bagi kita untuk mengetahui macam macam senjata tradisional setiap daerah di Indonesia. Agar kita bisa ikut berperan dalam menjaga dan melestarikan salah satu warisan budaya.

[su_quote]Secara dominan senjata tradisional dikuasai oleh laki-laki. Hal tersebut didasarkan oleh budaya masyarakat penganut paham paternalitis yang menjadikan laki-laki sebagai pemimpin. Hal itu juga yang menjadi alasan mengapa laki-laki harus mempunyai senjata tradisional.[/su_quote]

Jenis Senjata Tradisional

Pada zaman dahulu dengan zaman sekarang senjata tradisional yang dipakai memiliki perbedaan.

Jika pada zaman dahulu senjata tradisional digunakan sebagai alat untuk membela diri dan menyerang lawan. Nah zaman sekarang senjata tradisional menjadi benda pusaka, sebagai pelengkap pakaian adat dan lain-lainnya.

Pada umumnya jenis senjata tradisional dibagi menjadi beberapa, diantaranya :

  • Senjata tikam yaitu keris, tombak, patrem, wedhung, pedang, canggah dan sebagainya.
  • Senjata untuk membela diri yaitu tameng.
  • Senjata untuk berburu yaitu tulup dan plintheng.
  • Senjata lempar yaitu badhil, plintheng, tulup dan bandring.

Nah, selanjutnya yuk kita bahas satu persatu senjata tradisional Yogyakarta. Jangan sampai terlewatkan.

Senjata Tradisional Keris Yogyakarta

Keris adalah salah satu senjata tradisional Yogyakarta yang modelnya senjata tikam terbuat dari logam.

Keris Yogyakarta bukan hanya sekedar senjata, melainkan suatu benda yang memiliki makna filosofis yang luhur.

Selain itu, keris Yogyakarta merupakan harapan yang dituangkan oleh empu pembuatnya sesuai dengan pesanan pemiliknya.

Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki jumlah keris terbanyak di Indonesia. Ada yang tahu kenapa?

Karena di wilayah Yogyakarta sangat banyak sekali empu pembuat jenis senjata tradisional ini yang bermukim.

Sehingga produktivitas senjata keris tidak akan pernah berhenti, karena akan dilanjutkan generasi penerusnya.

[su_note note_color=”#c0ddb1″]Di sebelah barat kota Yogyakarta ada sebuah daerah bernama Ngententa- Godean, nah kota ini adaah pusat para empu ketika membuat senjata tradisional keris. Silsilah para empu di wilayah Godean lestari sampai sekarang. Sehingga senjata tradisional tersebut terjaga kelestariannya. [/su_note]

Bahan baku yang digunakan para empu untuk membuat keris adalah :

  • Besi lebih dari 90%
  • Nikel 5%
  • Timah putih
  • Titanium
  • Timbal

Sebagian besar senjata tradisional Yogyakarta yaitu keris memiliki luk dengan ukuran 11 dan 13. Sedangkan panjang bilah keris 35 cm, gonjo 7,5 cm dan pesi 6,5 cm, sehingga ketika dijumlah panjang keseluruhannya lebih dari 40 cm.

Pembuatan pamor keris menggunakan batu meteor yang dibagi menjadi tiga bahan utama, yaitu meteorit yang mengandung besi dan nikel ketika dipanaskan berwarna kelabu.

Siderit yang mengandung besi, ketika dipanaskan berwarna hitam maka disebut pamor hitam atau ireng. Sedangkan pamor yang dibentuk secara alami mengikuti lipatan dinamakan pamor Jwakana.

Pamor yang dibentuk sesuai keinginan para empu dinamakan pamor Anukarta. Nah, pamor ada yang terbentuk sendiri pada waktu pemanasan dan ada juga yang sengaja dibuat.

Berikut beberapa pamor yang dipercaya memiliki kekuatan magis, diantaranya :

  • Pamor Putri Kinurung yaitu pamor yang dapat menghindarkan dari mara bahaya.
  • Pamor Udan Mas yaitu pamor yang dipercaya mendatangkan kekayaan.
  • Pamor Andon Lulut adalah pamor yang dipercaya menambah kehangatan suami istri.
  • Pamor Panguripan adalah pamor yang dipercaya membuat pemiliknya tidak kekurangan harta dan kebutuhannya tercukupi.

Namun, disisi lain pamor juga dipercaya memberi efek negatif juga, diantaranya :

  • Pamor Buntel Mayit dipercaya mengandung kekuatan untuk membunuh orang.
  • Pamor Pedhot dipercaya menyebabkan pemakain gagal dalam meraih cita-citanya.
  • Pamor Kudhung Mayit dipercaya mencelakai pemakaianya.

Senjata Tradisional Yogyakarta Paterm

Senjata tradisional paterm adalah jenis senjata yang mirip keris, namun ukurannya lebih kecil dengan bentuk lurus maupun luk.

Dalam basa Jawa baku, paterm bukan hanya digunakan untuk menyebut keris dengan bilah kecil namun ada juga yang menggunakan nama gendik naga, singa atau kikik.

Nah untuk mengenalinya dengan mudah, dapat diukur dengan menggunakan jari tangan.

Jika ada keris dengan ukuran panjang selebar rentangan ibu jari dan ujung jari kelingking, maka dapat dipastikan bahwa itu paterm.

[su_quote]Panjang paterm sekarang sekitar 20 cm.[/su_quote]

Fungsi paterm sama dengan fungsi keris, yaitu untuk menyerang musuh dengan jarak yang sangat dekat.

Senjata Tradisional Yogyakarta Wedhung

Wedhung adalag alat yang bentuknya seperti pisau, namun ukurannya lebih besar.

Penggunaan senjata wedhung sama dengan senjata keris. Akan tetapi senjata keris biasanya diselipkan tepat di belakang pinggang, namun senjata wedhung bisa digunakan di samping badan atau di muka.

Di Kraton Yogyakarta senjata wedhung hanya digunakan sebagai senjata ampilan bagi abdi dalem maupun berangkat lurah ke atas.

Senjata Tradisional Yogyakarta Condroso

Condroso adalah salah satu senjata tradisional Yogyakarta mirip dengan tusuk konde. Meskipun jenis senjata ini seringkali diselipkan diantara konde, namun jangan pernah menganggap remeh jenis senjata ini.

[su_note note_color=”#c0ddb1″]Condroso pada umumnya digunakan perempuan yang ditugaskan sebagai mata-mata.[/su_note]

Senjata tradisional condroso adalah senjata kecil yang mematikan dan termasuk senjata tikam yang digunakan ketika lawan dalam keadaan lengah.

Senjata Tradisional Yogyakarta Canggah 

Cangah adalah salah satu senjata tradisional yang bentuknya seperti tombsk namun memiliki dua mata tombak (dwisula).

Cara kerja senjata cangah hampir sama dengan tombak, namun mata tombak diarahkan ke leher lawan agar berfungsi untuk menjepit leher lawan.

Senjata canggah terbuat dari besi yang berupa tongkat kayu, panjangnya sekitar 2 meter dan terdapat besi berbentuk lingkaran di pucuknya.

[su_note note_color=”#c0ddb1″]Dahulu, canggah bukanlah senjata tetapi alat yang digunakan untuk menggiring, menangkap dan mengamankan pencuri. [/su_note]

Senjata Tradisional Yogyakarta Cangkol

Cangkol adalah senjata tradisional yang bentuknya hampir mirip dengan canggah. Fungsi cangkol untuk mengait leher lawan.

Senjata Tradisional Yogyakarta Bandhil

Badhil adalah senjata tradisional yang disebut pelempar batu. Senjata badhil dibedakan menjadi tiga, yaitu :

  1. Bandhil brubuh, jenis bandhil ini digunakan dalam pertepuran jarak dekat. Bentuknya seperti rantai besi dengan peluru yang terbuat dari besi juga.
  2. Bandhil jauh, jenis bandhil ini hampir mirip dengan bandhil brubuh, namun talinya terbuat dari anyaman dengan serat-serat ulet dan pelurunya terbuat dari besi.
  3. Bandhil lepas, jenis bandhil ini hampir sama dengan bandhil brubuh dan bandhil jauh, namun talinya terbuat dari tampar dan pelurunya dari batu. Nah jenis bandhil ini cocok digunakan dalam pertempuran jauh dan dekat.

Senjata Tradisional Yogyakarta Tulup 

Tulup adalah senjata tradisional yang digunakan untuk berburu, bentuk tulup agak panjang dan terbuat dari bambu kecil.

Cara penggunaan senjata tulup uaitu dengan meniup lubang bambu, maka peluru yang terbuat dari tanah liat akan melesat tepat ke sasaran.

Selain Yogyakarta, tulup merupakan senjata tradisional Jawa Tengah dan senjata tradisional Kalimantan Barat.

Senjata Tradisional Yogyakarta Plintheng

Plintheng adalah senjata tradisional yang digunakan untuk berburu binatang. Tali plingtheng terbuat dari sejenis karet (pentil), sedangkan pegangan plintheng terbuat dari kayu.

Masyarakat Indonesia pada umumnya mengenal Plintheng dengan nama ketepel atau katepel.

Senjata Tradisional Yogyakarta Tameng

Tameng adalah salah satu senjata tradisional yang seringkali digunakan para prajurit kesultanan Yogyakarta untuk membela diri.

Dahulu tameng digunakan prajurit pada waktu perang, ronda dan lain sebagainya.

Senjata tameng berfungsi sebagai perisai tubuh dari senjata tajam yang dapat melukai tubuh.

Senjata Tradisional Yogyakarta Tombak 

Tombak di Kraton Yogyakarta dianggap sebagai senjata pusaka kagungan dalem yang dipandang istimewa.

Ada beragam jenis tombak disana, dengan mata tombak yang bervariasi. Ada yang bercabang tiga seperti kudi, ada yang bentuknya konvensional dan ada yang bentuknya seperti cakra.

Jenis Tombak Yogyakarta

Berikut adalah beberapa jenis tombak yang dikenal dalam tradisi Kraton Yogyakarta, diantaranya:

  • Lawung adalah jenis tumbak dengan tumpul empuk dan hanya digunakan untuk latihan perang.
  • Canggah adalah tumbak panjang kurang lebih 3 m dengan ujung tajamnya 2 mata lengkung.
  • Trisula adalah jenis tumbak panjang dengan ujung tajamnya bermata 3.
  • Talempak adalah tumbak pendek kurang lebih 1,5 m.
  • Tumbak adalah jenis senjata panjang yang ujungnya terbuat dari besi/baja tajam, panjang lebih kurang 2 meter.
  • Tumbak Larakan adalah senjata panjang lebih kurang 2,5-3 meter, membawanya dilarak.

Nah itulah beberapa macam macam senjata tradisional Yogyakarta yang sampai saat ini masih dilestarikan dan dijaga kesakralannya.

Pengetahuan tentang senjata tradisional setiap daerah dapat memberikan kita berbagai insipirasi mulai dari sejarah dan filosofinya, bentuk, material hingga teknis penggunaannya baik dalam bela diri maupun dalam keseharian masyarakat.

Oleh karena itu kita patut bangga sekaligus memiliki tanggung jawab untuk terus menjaga, mempelajari dan mengembangkan warisan budaya Indonesia yang luhur dan kita cintai ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *