Tembung Yogyaswara – Hallo sahabat? Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya? Pada kesempatan kali ini masih akan membahas tembung-tembung dalam Bahasa Jawa.
Seperti yang kita ketahui, salah satu warisan budatya yang tidak lekang oleh waktu berasal dari beragam jenis bahasa daerah di negara Indonesia.
Bahasa daerah menjadi salah satu kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan, agar tetap bertahan di tengah arus globalisasi. Sehingga bahasa asing atau bahasa gaul tidak dapat mengikis adanya bahasa daerah, khususnya Bahasa Jawa.
Tentu hal ini menjadi pr kita sebagai warga negara Indonesia untuk tetap melestarikannya. Salah satu upaya melestarikan budaya Jawa, yakni dengan mempelajari tembung Jawa.
Mungkin banyak pertanyaan yang ada dipikiran kita semua, mengenai pengertian tembung Jawa? Macam tembung Jawa? Seperti apa contoh tembung Jawa?
Nah, untuk mempersingkat waktu kita akan fokus mempelajari salah satu dari tembung-tembung dalam Bahasa Jawa. Jenis tembung ini seringkali menjadi materi pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah. Yuk disimak baik-baik.
Pengertian Tembung Yogyaswara
Seperti yang kita ketahui, jenis tembung Jawa sangat beragam mulai dari tembung saroja, tembung entar, tembung garba juga tembung yogya swara yang akan kita bahas hari ini.
Dalam bahasa Jawa, tembung Yogyaswara adalah dua kata yang digabung menjadi satu kesatuan dengan arti yang berbeda.
Jenis tembung ini, contoh-contohnya berupa dua kata yang pengucapannya hampir sama dengan penulisan katanya.
Namun, akhiran dari setiap katanya berbeda dengan arti yang berbeda juga. Akhiran huruf vokal setiap katanya berupa huruf vokal “a” dan “i”.
Tembung bahasa Jawa Yogyaswara merupakan istilah yang digunakan untuk dua kata yang dirngkp menjadi satu. Pada umumnya memiliki arti laki-laki dan perempyan.
Tembung Yogyaswara Yaiku?
Yogyaswara berasal dari dua kata yang digabung menjadi satu, yaitu Yogya artinya becik dan swara artinya pengucap. Jika digabung Yogyaswara artinya swara kang becik.
Tembung yogyaswara yaiku loro tembung namung dirangkep dadi siji tembung. Pengucapane meh podho, nanging wanda pungkasane bedo. Sing ngarep tiba swara huruf “a” lan sing mburi tiba swara huruf “i”. Tembung kuwi, nduwen teges lanang wadon.
Terjemahan:
Tembung/ kata yogyaswara adalah dua kata yang dirangkap menjadi satu. Pengucapannya hampir sama, namun huruf akhirnya berbeda. Huruf vokal yang pertama “a” dan huruf vokal yang terakhir “i”. Kata tersebut memiliki arti laki-laki dan perempuan.
Baca Juga : Tembung saroja
Ciri Ciri Tembung Yogyaswara
Berikut merupakan ciri ciri tembung yogya swara diantaranya :
- Menggabungkan dua kalimat menjadi satu
- Memiliki makna laki-laki dan perempuan
- Akhiran huruf vokal berupa “a” dan “i”
- Berupa kata ulang yang bunyinya berubah
- Hampir mirip dengan tembung dwilingga salin swara
Contoh Tembung Yogyaswara lan Tegese
- Yaksa yaksi artinya penyebutan makhluk laki-laki dan perempuan. Dalam mitologi Hindu, makhluk ini berwujud setengah dewa dan setengah manusia yang seringkali dimunculkan dalam wujud raksasa.
- Widadara widadari artinya penyebutan untuk bidadari laki-laki dan bidadari perempuan.
- Siswa siswi artinya sebutan bagi para peserta didik laki-laki dan peremuan dalam jenjang pendidian menengah pertama dan sekolah menengah atas.
- Raseksa raseksi artinya penyebutan untuk raksasa laki-laki dan perempuan, dalam bahasa Jawa disebut juga dengan istilah butho.
- Putra putri artinya sebutan untuk anak laki-laki dan anak perempuan.
- Pemudha pemudhi artinya penyebutan untuk laki-laki dan perempuan yang masih muda dan masih belum menikah.
- Mahasiswa mahasiswi artinya sebutan untuk laki-laki dan perempuan yang sedang mengenyam pendidikan tingkat tinggi di universitas atau perguruan tinggi.
- Gandarwa gandarwi artinya sebutan bagi dewa laki-laki dan dewa perempuan.
- Gedhana gedhini / kedhana kedhini artinya sebutan untuk dua anak kandung laki-laki dan perempuan.
- Dewa dewi artinya sebutan untuk dewa laki-laki dan dewa perempuan.
- Bathara bathari artinya sebutan untuk dewa laki-laki dan dewa perempuan dalam mitologi Hindu.
- Apsara apsari / hapsara hapsari artinya sebutan untuk bidadari laki-laki dan bidadari perempuan.
Contoh Tembung Dwilingga Salin Swara Kang Meh Podho Karo Tembung Yogyaswara
Ada salah satu jenis tembung Jawa yang hampir menyerupai dengan tembung yogya swara, yaitu tembung dwilingga salin swara.
Tembung ini termasuk golongan tembung lingga. Perbedaan keduanya terletak pada akhiran huruf vokalnya.
Jika contoh tembung yogya swara terbatas pada akhiran a dan i. Serta hanya untuk menjelaskan makna laki-laki dan perempuan.
Maka contoh tembung dwilingga tidak terikat dengan aturan apapun. Berikut contoh tembung lingga:
- Sumarna sumarni
- Yanta yanti
- Hutama hutami
- Suwarta suwarti
- Wira wiri
- Bola bali
- Tura turu
- Bengak bengok
- Tokan takon
- Tonga Tangi
- Menggak menggok
- Warna Warni
- Teka teki
- Pontang panting
Tembung rangkep sing memper yogyaswara bisa ditemuakaen ing piwulang paramasastra. Jenenge tembung kuwi, dwilingga salin swara. Tuladhane dwilingga salin swara ing dhukur kuwi.
Tembung bola-bali , wara-wiri ora kalebu tembung yogyaswara. Senajan pangucapane lan panulisane meh padha nanging tegese dudu lanang lan wadon.
Contoh Kalimat Tembung Yogyaswara
Sama halnya dengan tembung-tembung lainnya, nanti ketika ada soal ujian tentang tembung ini. Seringkali siswa diminta untuk mencari contoh kalimat atau mencari arti dari tembung ini.
Perintah soalnya juga beragam, seperti:
- Apa sing diarani tembung yogyaswara iku?
- Apa tegese tembung yogyaswara?
- Tulisno contoh tembung yogyaswara
- Tulisno conto tembung yogyaswara entar rura basa
- Gawea ukara nganggo tembung bathara bathari!
Nah, jika kamu mendapatkan contoh soal seperti diatas, jawabanya sudah ada semua pada artikel ini.
Berikut tuladha tembung yogyaswara:
- Temanten loro kae ganteng lan ayune kaya widadara widadari.
- Para mahasiswa mahasiswi padha demo nuntuk amrih regane BBM mudhun.
- Siswa siswi kudu sregep sinau amrih pinter lan oleh biji sing apik.
- Wong tuwa kudu gemati marang putra putrine supoyo ora gampang katut solah bawah sing ora becik.
- Tono lan Tina kae kedhana kedhinine bu Rita.
Baca Juga ; Tembung andhahan
Kesimpulan
Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu tembung atau kata dapat digolongkan jenis tembung yogyaswara jika memenuhi syarat:
- Menunjukkan makna laki-laki da perempuan
- Berakhiran huruf vokal a dan i.
Artinya kata bola bali dan wara wiri tidak dikatakan contoh tembung tersebut karena maknanya tidak menunjukkan laki-laki dan perempuan. Meskipun menggunakan kata ulang dan berakhiran a dan i.
Contoh lain, kata kaki nini tidak masuk kategori tembung yogya swara karena penulisan dan pengucapannya berbeda, tidak menggunakan kata ulang. Meskipun menunjukkan makna laki-laki dan perempuan.
Sampai disini paham kan sahabat?
Untuk itu, mari kita akhiri artikel kali ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan memberikan manfaat. Jangan lupa untuk membaca artikel kita yang lain ya sahabat. Terimakasih 🙂
Cara Top Up ShopeePay Lewat DANA, OVO, ATM { BRI, BCA, BNI, Mandiri}, Indomaret dan Alfamart
√ Cara Membuat Toko di Shopee Beserta Strategi Jualannya
Cara Dapat Shopee Paylater Untuk Pengguna Baru Anti Ribet